Bersyukur Untuk Memahami Diri Sendiri

Sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang sempurna, kita patut banyak-banyak bersyukur karena memiliki paras yang rupawan, yang di takdirkan menjadi wanita di sebut cantik dan yang di takdirkan menjadi pria disebut tampan atau ganteng. Namun masih banyak di antara kita yang belum mensyukuri betapa berharganya tubuh kita yang sudah Allah titipkan untuk kita dan mereka lebih cenderung untuk mengubah tampilan fisik yang asli yang sudah diberikan dan sibuk membuat yang palsu.

Sebagai contoh, banyak dari kalangan artis dan yang lainnya mengubah tampilan wajahnya dengan cara operasi plastik, menyulam bibir, mentato alis, menempelkan bulu mata palsu yang sebenarnya belum tentu cocok dengan dirinya. Banyak kejadian-kejadian yang menyedihkan setelah melakukan perubahan dengan tampilan fisik mereka, salah satu contoh kasus yang di ambil dari laman lifestyle.okezone.com adalah seorang sosialita bernama Michaela Romanini yang berasal dari Italia yang menginginkan bibirnya agar terlihat lebih seksi, dia menggunakan injeksi kolagen untuk mengubah bentuk bibirnya, alih-alih yang didapat malah bibirnya terlihat sangat besar dan terlihat tak sesuai dengan bentuk wajahnya yang kecil.

Dari tampilan 2 foto di atas kita bisa melihat perbedaan antara foto yang kiri sebelum di injeksi kolagen dengan foto yang kanan sesudah di injeksi kolagen, lebih cantik yang kiri kan…..dan masih banyak lagi contoh kasus seperti di atas.

Yakinlah Allah Subhanahu Wata’ala sang maha pencipta tidak akan pernah salah dengan penciptaannya. Intinya adalah kita wajib mensyukuri apa yang telah Allah berikan kepada kita. Disamping memberikan tampilan fisik kepada kita manusia, Allah juga memberikan potensi kebaikan kepada diri manusia, jangan fokus dengan tampilan fisik kita tapi fokuslah pada potensi yang ada pada diri kita yang harus kita kembangkan menjadi sesuatu yang bermanfaat, baik bagi diri sendiri, keluarga maupun orang lain yang ada di lingkungan kita.

Sesuai dengan dengan hadits nabi Saw :

Dari Abu Hurairoh ia berkata rasululloh Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa kalian dan juga harta benda kalian, tetapi dia melihat hati dan perbuatan kalian”. (Shahih Muslim juz 4 hal.1987 no.2564)

jadi kita tak perlu khawatir takkan di pandang oleh orang lain karena tampilan fisik kita, tapi ada hal yang lebih penting dari tampilan fisik kita, yaitu bagaimana tampilan fisik yang sudah Allah berikan mampu memberikan manfaat lewat potensi yang Allah berikan.

Ada beberapa manusia yang ketika dilahirkan memiliki ketidaksempurnaan di fisiknya, namun mampu mengeluarkan segenap potensinya untuk kebaikan, dan membuat seluruh dunia terpana, siapa yang tidak kenal Stevie Wonder yang merupakan tuna netra, namun tak menghalangi dirinya untuk berkarya menciptakan lagu-lagu yang tak lekang oleh zaman dan menginspirasi banyak orang. Dan siapa yang tak mengenal Nick Vujicic motivator asal Australia penyandang disabilitas yang pernah beberapa kali datang ke Indonesia, kekurangan yang ada pada fisik tidak menjadi penghambat untuk mengeluarkan segenap potensinya untuk kebaikan.

Tak perlulah membandingkan tampilan fisik kita dengan orang lain, namun dengan bersyukur hati akan menuntun dan menggerakkan fisik kita lewat anggota tubuh untuk mampu mengeksplor apa yang menjadi kelebihan diri kita, yaitu dengan belajar, belajar menelusuri bakat, minat dan kemampuan diri kita.

Di dalam kitab suci Al-Qur’an banyak sekali dikatakan Orang-orang yang beriman dan diikuti dengan kata amal sholeh, seperti yang tertulis dalam surat Al-Maidah ayat 93, yang artinya :

“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal sholeh , (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”.

jadi bersyukur bukan berdiam diri tapi melakukan amal sholeh yaitu melakukan aktifitas yang sesuai dengan passion kita dan mampu memberikan manfaat, sehingga orang tidak lagi melihat rupa atau fisik kita, namun lebih melihat apa kemampuan kita dan apa yang kita lakukan

Meninggalkan komentar

IBU, GURU DAN ERA GLOBALISASI

Sosok Orangtua dan guru tidak bisa lepas dari kehidupan kita, karena mereka berdua sangat berjasa di dalam mengantarkan kita untuk menggapai kesuksesan, terutama ibu dan guru adalah 2 sosok manusia yang paling visioner di dunia ini, mereka selalu berfikir dan mengeluarkan segenap potensinya untuk saat ini dan masa yang akan datang. Arus globalisasi hanya membutuhkan manusia-manusia yang mampu berfikir dan bertindak secara visioner.

Keduanya punya harapan yang sangat besar, bedanya ibu berharap kepada anak-anaknya sedangkan guru berharap kepada semua anak didiknya tanpa memandang anak siapapun mereka. Karena sebagai seorang ibu dan seorang guru pasti menyadari benar bahwa setiap manusia yang di lahirkan ke dunia ini pasti mempunyai potensi. Tinggal bagaimana seorang ibu dan seorang guru memberikan stimulasi kepada anaknya dan peserta didiknya agar potensi bagi anak dan peserta didiknya muncul dan berkembang sesuai dengan harapan, sejatinys  seorang ibu adalah guru yang paling pertama dan utama di dalam rumah tangga, sedangkan guru hanya membantu ibu dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri anak.

Tidak ada sebutan “Bodoh” atau “Bebal” bagi seorang anak , karena sekali lagi setiap manusia yang dilahirkan membawa potensi atau kemampuan untuk di kembangkan, yang berarti kemampuan manusia akan sangat berbeda-beda, sebagaimana seorang ibu yang memperlakukan anak-anaknya dan menyadari benar setiap anak punya karakteristik yang berbeda-beda, begitu juga dengan seorang guru sejatinya menyadari benar bahwa memberikan penilaian kepada peserta didik tidak hanya di satu sisi saja, karena walaupun di dalam memberikan penilaian kepada anak dengan 3 kemampuan yang ada pada diri peserta didik yaitu kemampuan Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Namun kemampuan kecerdasan seseorang tidak hanya di ukur di satu sisi kemampuan saja, seperti kemarin pemerintah telah menyelenggarakan UKG ( Uji Kompetensi Guru ) walaupun sifatnya hanya untuk pemetaan saja tapi mudah-mudahan tidak menggambarkan pola pendidikan yang ada di Indonesia yaitu memberikan penilaian seseorang hanya dari kemampuan dalam menjawab soal-soal saja karena sekali lagi setiap manusia punya kecerdasan yang berbeda-beda dan pemerintah harus memahami itu.

Kaitannya dengan Era Globalisasi, seorang ibu dan seorang guru yang visioner tentunya sudah bersiap diri dengan adanya perubahan-perubahan yang akan terjadi, terutama di dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), dimana kita akan berkompetisi dengan Negara luar dalam berbagai bidang kehidupan, semoga ibu-ibu dan para guru yang ada di Negara kita sudah mempunyai persiapan untuk menghadapi perubahan tersebut, dan tentunya kita juga berharap kepada pemerintah yang dalam hal ini sebagai pengelola Negara, sudahkah mempunyai persiapan kearah sana terutama untuk rakyatnya sendiri? jangan sampai pemerintah memberikan peluang kepada rakyat dari Negara luar untuk berkembang tetapi tidak untuk rakyatnya sendiri terutama dalam hal ekonomi dan pendidikan.

Kami yang dalam hal ini rakyat Indonesia sangat berharap kepada pemerintah agar memperluas peluang dunia usaha bagi kaum laki-laki agar tidak ada lagi kaum wanita terutama para ibu yang harus bekerja di luar rumah untuk membantu suami, karena sejatinya seorang ibu tugas utamanya adalah memberikan kekuatan dari dalam untuk setiap anggota keluarganya guna menghadapi setiap perubahan yang terjadi, kita bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan Negara kita jika para wanitanya berbondong-bondong menjadi TKI untuk mengais rezeki di Negara orang  karena sempitnya peluang kerja bagi suami-suami mereka di negaranya sendiri, atau jangan biarkan para ibu menjadi buruh-buruh di pabrik dimana ketika mereka pulang tak ada lagi sisa tenaga untuk mendidik dan mengajarkan anak-anak mereka di rumah.

Begitu juga dengan para guru atau pendidik yang tentunya sudah bersiap diri untuk senantiasa berinovasi dengan kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah, jangan sampai dengan adanya MEA bangsa kita lebih tertarik dengan pendidikan dari Negara lain yang belum tentu sesuai dengan karakteristik bangsa kita, akan jadi apa generasi muda kita jika mereka lebih tertarik dengan budaya bangsa lain daripada budaya bangsa sendiri.

Tentunya kita semua berharap agar pemerintah sudah punya persiapan yang matang untuk rakyatnya sendiri di dalam menghadapi MEA , dan solusi-solusi yang tepat terutama dengan kondisi perekonomian yang ada di Negara kita, karena kondisi perekonomian suatu bangsa adalah salah satu factor terpenting dalam menentukan kemajuan kehidupan suatu bangsa.

Mari para ibu dan para guru kita berikan persiapan yang matang kepada generasi muda kita dengan membentengi mereka dengan Pendidikan Agama serta ketrampilan yang memadai kepada generasi muda kita, sehingga mereka  akan berdiri kokoh di tengah arus globalisasi serta mampu berkompetisi dengan dunia luar, karena dunia mereka akan sangat berbeda dengan keadaan kita saat ini.

Dipublikasi di Tanpa kategori | Meninggalkan komentar

MENULIS, MATAKU TERBUKA

 

 

 

kembang sepatu

Terkadang hatiku di liputi gundah gulana karena dalam setiap hari, aku mengalami berbagai hal yang menakjubkan, sedih , gembira, banyak lagi perasaan yang berkecamuk, hanya aku bingung harus berbagi dengan siapa…suamiku sibuk, anak juga sibuk dengan aktifitas masing-masing. Tapi alhamdulillah sejak aku di kenalkan oleh suami dengan komunitas guru TIK di situ aku mengenal yang namanya Om Jay, Pa Namin, Pa Dedi aku punya semangat untuk menuangkan sesuatu yang tadinya menjadikan diriku gundah gulana.

Mualailah aku mulai mengenal dunia tulis menulis dan menjadikan diriku sadar bahwa sebagai seorang guru tidak hanya mendidik dan mengajar akan tetapi harus mengasah diri dengan berbagai kemampuan yang karena menurut aku guru itu teman akrabnya adalah menulis, apalagi aku seorang guru TK di dalam memberikan laporan penilaian ada uraian deskripsi, dimana jika kita tidak terbiasa untuk menulis menjadi bingung apa yang harus di sampaikan kepada wali murid.

Hanya terkadang aku terkendala oleh pembagian waktunya, dan memang harus di sempatkan untuk menulis. Dengan menulis, aku yang selama ini merasa di zona nyaman di dunia pendidikan, sedikit demi sedikit membuka mataku untuk harus tahu, mau tahu, ingin tahu dalam dunia tulis menulis, terutama yang berkaitan dengan dunia internet, aku yang selama ini belum mau tahu yang namanya internet, mau tidak mau harus belajar itupun karena pernah bicara dengan ketus padaku, sampai sekarang aku kata-kata anakku menyemangatiku untuk senantiasa belajar.

Mau tahu apa yang dikatakan oleh anakku: “Umi punya suami Guru TIK masa umi ga bisa apa-apa, malu dong, apa kata dunia”, itulah senjata untuk aku menyemangati diriku agar senantiasa untuk belajar dan belajar, karena untuk menjadi guru visioner itu harus selalu  meng up date informasi agar kita tidak menjadi produk masa lalu saja akan tetapi, guru yang visioner adalah milik masa lalu, kini dan akan datang. Semoga aku diberikan kekuatan dan sehat wal”afiat untuk menjadi  guru visioner yang di rindukan oleh dunia. Aamiin.

Dipublikasi di Tanpa kategori | Meninggalkan komentar